Minggu, 17 Juni 2012

ANALISIS PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN PADA FILM “DANGEROUS MIND”


Film Dangerous Mind merupakan sebuah film yang menceritakan semangat dan kegigihan seorang guru yang bekerja keras dalam menghadapi peserta didiknya. Dalam film tersebut di ceritakan tentang seorang yang baru berprofesi menjadi guru dan baru pertama kalinya mengajar di sekolah. Dia bernama Mrs. LouAnne Johnson. Sebelumnya ia adalah seorang mantan marinir yang kemudian mengajukan sebuah lamaran kepada satu sekolah untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Ketika mengajukan lamaran, pihak sekolah langsung menerimanya, karena guru sebelumnya telah mengundurkan diri. Seketika itu juga, Mrs. Johnson langsung mengajar di kelasnya tanpa mengenali karakter dari murid yang akan diajar. Tetapi kelas yang dia hadapi adalah kelas yang paling tidak tertib dan sulit untuk diatur di sekolahan itu. Hari pertama mengajar, dia langsung meninggalkan ruang kelasnya karena belum bisa mengendalikan peserta didiknya. Kemudian guru itu mulai mencari metode yang tepat untuk mengajar anak yang selalu mencari keributan di kelasnya itu. Hari berikutnya, Mrs. Johson mulai menggunakan pendekatan terhadap muridnya. Karena muridnya memiliki karakter yang suka keributan, maka pertama kalinya Mrs. Johson mengajarkan karate kepada siswanya. Dengan teknik itu, guru itu dapat mengambil perhatian muridnya, siswa merasa senang dan tertarik untuk belajar karate. Kemudian Mrs. Johson mengajarkan kata yang krja dalam sebuah kalimat. Oleh karena siswanya adalah siswa yang tidak disiplin, maka Mrs. Jhson menggunakan kata yang tidak lazim digunakan dalam pendidikan. Sehingga pada akhirnya dia dipanggil oleh kepala sekolah karena tidak sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.
Selanjutnya, Mrs. Johnson menggunakan pendekatan pengubahan tingkah laku (behavior modification) yang menganggap bahwa semua tingkah laku merupakan hasil belajar. Dia memberikan penguatan positif terhadap siswanya, penguatan positif yang diberikan adalah berupa penguatan sekunder bersyarat, seperti pujian dan memberikan hadian snack kepada siswanya yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Dari situ siswa mendapat sebuah stimulus dari seorang guru, kemudian siswa berusaha memberikan respons karena mendapat motivasi dari gurunya. Bahkan tidak hanya itu, penguatan yang diberikan tidak hanya berupa hadiah, tetapi juga diajak ke taman hiburan untuk bersenang-senang. Selain itu, pendekatan proses kelompok juga dilakukan oleh Mrs. Johnson. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas, kemudian ada hadiah untuk pemenangnya, tetapi yang lain dalam satu kelas juga sama diberikan hadiah, namun dalam bentuk barang yang berbeda. Banyak murid yang tertarik untuk mengerjakan tugas ini. Bahkan banyak orang tidak menyangka murid yang selalu ramai di kelas saat ini mau mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku. Menurut Saya, Pendekatan lain yang juga dilakukan oleh Mrs. Johnson adalah pendekatan evokasi. Pendekatan ini menekankan pada inisiatif siswa untuk mengekspresikan dirinya secara spontan yang didasarkan pada kebebasan dan kesempatan. Dalam hal ini seorang guru harus menciptakan kondisi yang kondusif. Dengan kondisi yang kondusif siswa akan merasa akan adanya “keterbukaan”, “persahabatan” sehingga memunculkan keberanian menyatakan apa yang menjadi pemikirannya. Misalnya saja ketika pembelajaran tentang puisi yang menggunakan liriknya Bob Dylan, siswa diberi kebebasan dan kesempatan untuk membacakan syair yang telah dibuatnya. Mereka saling bergantian membaca hasil tulisannya, karena diberikan kesempatan untuk mengekspresikan karya-karya mereka. Selain itu, ketika Mrs. Johnson membacakan puisi Dylan yang berisi “Aku tidak akan masuk ke tanah, karena ada yang bilang kematian akan datang”, dari syair ini kemudian seorang guru memberikan kesempatan kepada Emilio untuk mengartikannya. Emilio kurang sependapat dengan syair itu, karena ia berpendapat bahwa orang akan masuk tanah kalau sudah mati. Dari kondisi yang kondusif yang diciptakan oleh Mrs. Johson, siswa mempunyai keberanian menyatakan apa yang menjadi pemikirannya.  Metode dan pendekatan-pendekatan  tersebut ternyata mampu menakhlukan para murid. sehingga Mrs. johnson mampu mengendalikan keadaan di kelasnya.
Permasalahan lainnya juga muncul dari latar belakang dalam keluarga dari setiap murid. Banyak murid yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonominya, sehingga ada beberapa siswa yang membolos untuk membantu orang tua. Namun Mrs. Johnson begitu perhatian kepada siswa-siswanya. Masalah lainya adalah masalah yang dialami oleh Callie Roberts, seorang gadis yang luar biasa cerdas dan mahir dalam berbahasa Inggris, tetapi dikeluarkan oleh pihak sekolahan pada pertengahan semester karena ia sedang hamil. Mrs. Johnson melakukan kunjungan ke rumah (Home Visit)  Callie dan membujuknya agar dia mau ke sekolah lagi, karena keputusan mengeluarkan dia dari sekolah adalah bukan dari keputusan anggota dewan bersama. Hal ini menunjukan bahwa Mrs. Johnson juga melakukan pendekatan individu, dengan melakukan interaksi secara langsung kepada individu (siswa) mengenai permasalahan yang dihadapi oleh siswanya tersebut dan mencoba untuk membantu menyelesaikannya. Begitu juga ketika siswnya yang bernama Raul dan Emilio sedanga mengalami konflik, mereka berkelahi di sekolahan yang pada akhirnya Raul di skorsing oleh pihak sekolah. Mrs. Johnson melakukan kunjungan ke rumah Emilio dan Raul, melakukan pendekatan secara individu dan membantu menyelesaikan konflik yang mereka alami. Hal ini juga bisa dikatakan bahwa Mrs. Johnson juga menggunakan pendekatan iklim sosio emosional. Karena proses pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Konflik yang sama juga dialami Emilio dengan seorang preman di luar sekolah, Emilio terancam akan dibunuh, Mrs. Johson mencoba untuk memberikan bantuan. Namun ketika Emilio sedang tidak masuk kelas, Mrs. Johnson mendapat kabar bahwa Emilio telah tewas terbunuh. Kemudia pada akhir tahun Mrs. Johnson memutuskan untuk berhenti mengajar mereka, tetapi siswanya menolak dan tetap ingin diajar oleh Mrs. Johnson.
Dari film Dangerous Mind ini, kita banyak belajar bagaimana menjadi guru yang kreatif, kerja keras, pintar dan tidak pernah putus asa. Selalu berusaha memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan memahami karakteristik siswa, maka seorang guru akan lebih mudah dalam memilih metode yang akan digunakan. Dari penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan tentang bagaimana kita menerapkan metode mengajar yang cocok sesuai dengan karakter setiap murid kita, bagaimana kita mendapat perhatian dari setiap murid, dan perlunya komunikasi antara guru dengan murid dan komunikasi dengan masyarakat sekitar terutama keluarga atau orang tua murid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar